Manusiayang bertawakal kepada selain allah termasuk manusia yang? - 8578209 nia731 nia731 26.11.2016 Bahasa lain Sekolah Menengah Atas terjawab Manusia yang bertawakal kepada selain allah termasuk manusia yang? 2 Lihat jawaban Iklan Iklan BloodyFlippy BloodyFlippy Musyrik okokokokokokokokokk Iklan

Jakarta - Islam mengajarkan umatnya untuk bertawakal dalam setiap usaha. Lantas, apa yang dimaksud tawakal sebenarnya?Sebelum itu, perlu diketahui asal kata dari tawakal. Menurut buku yang bertajuk Tawakal Bukan Pasrah karya H. Supriyanto, Lc., tawakal berasal dari kata Arab wakalah atau wikalah. Keduanya mengandung makna memperlihatkan ketidakmampuan dan bersandar atau pasrah kepada orang kerja asalnya adalah wakala yang kemudian lebih lazim memakai wazan tawakala tawakkulan yang berarti menyerahkan, menyandarkan, mewakilkan, dan mempercayakan urusannya kepada pihak ajaran Islam, tawakal adalah membebaskan diri dari segala ketergantungan selain Allah dan menyerahkan keputusan atas segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT. Hal ini pula yang membuat tawakal disebut sebagai perbuatan menyerahkan segala perkara, ikhtiar, dan usaha kita kepada Allah termaktub dalam QS. At Thalaq ayat 3 yang berbunyiوَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُArtinya "Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya." QS. At Thalaq 3.Ulama Imam Al Ghazali mendefinisikan tawaka sebagai penyandaran diri kepada Allah SWT sebagai satu-satunya al-wakiil tempat bersandar dalam menghadapi setiap kepentingan, bersandar kepada-nya saat menghadapi kesukaran, teguh hati ketika ditimpa bencana, dengan jiwa yang tenang dan hati yang langsung dari keimanan seseorang dapat terlihat dari tawakal. Sebab iman tidak hanya percaya akan keberadaan Allah SWT, namun lebih kepada menaruh kepercayaan kepada-Nya dan menafikan segala sesuatu selain-Nya. Allah berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 12وَمَا لَنَا أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا ۚ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَىٰ مَا آذَيْتُمُونَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَArtinya "Dan mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh, akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakal berserah diri." QS. Ibrahim 12. Simak Video "Tawakal Seratus Persen" [GambasVideo 20detik]
Tawakkaladalah termasuk amal yang agung dan kedudukan yang sangat tinggi dalam agama Islam, bahkan kesempurnaan iman dan tauhid dalam semua jenisnya tidak akan dicapai kecuali dengan menyempurnakan tawakal kepada Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman, {رَبَّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلا}

Ilustrasi manusia bertawakal. Foto ShutterstockManusia memang memiliki daya untuk berupaya, namun Allah SWT-lah yang berwenang menetapkan hasil akhirnya. Mengetahui bahwa Allah memiliki kuasa atas nasib umat-Nya bukan berarti kita harus menyerah begitu ikhtiar yang dilakukan manusia juga menjadi pertimbangan Allah. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 yang artinya“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.Selain berikhtiar, umat Islam juga harus bertawakal. Mengapa? Sebelum membahas lebih jauh, ketahui apa yang dimaksud tawakal terlebih TawakalIlustrasi Mengaji di Masjid Foto Kementerian PariwisataMengutip buku Tawakal Bukan Pasrah karya Supriyanto 2010, tawakal berasal dari Bahasa Arab wakalah atau wikalah yang artinya “memperlihatkan ketidakmampuan dan bersandar atau pasrah kepada orang lain”. Adapaun secara istilah, tawakal artinya membebaskan diri dari segala ketergantungan kepada selain Allah SWT dan menyerahkan segala keputusan itu dalam buku Hakekat Tasawuf tulisan Abdul Qadir Isa 2005, Ibnu Ujaibah mengatakan tawakal adalah bertumpu pada Allah dalam segala sesuatu berdasarkan pengetahuan bahwa Dia Maha Abu Said al-Kharraz menganggap tawakal adalah percaya kepada Allah, bergantung kepada-Nya dalam menerima segala ketentuan-Nya, serta menghilangkah kegelisahan dalam hati terhadap perkara duniawi dan semua urusan yang penentunya adalah merupakan perbuatan hati, sedangkan usaha adalah amalan badan. Maka keduanya tidak bertentangan, malah harus berjalan secara Manusia Harus Bertawakal?Ilustrasi berdoa di dalam Masjid. Foto REUTERS/Jorge Silva Alasan mengapa manusia harus bertawakal adalah karena tawakal merupakan wujud iman seorang muslim kepada Penciptanya. Menurut Supriyanto 2010 8, iman artinya tidak sebatas percaya terhadap adanya Allah, tetapi menaruh kepercayaan terhadap-Nya sebagai penguasa alam telah memerintahkan umat-Nya untuk bertawakal. Dalam surat Al-Maidah ayat 23, Allah berfirman “Dan hanya kepada Allah-lah kalian bertawakal jika kalian benar-benar orang yang beriman”.Dalam buku 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi karya Muhammad Sholikhin 2009, tawakal memiliki beragam manfaat, antara lainTawakal diperlukan setelah mengambil keputusan penting guna memperoleh keteguhan hati dan ketabahan dalam melaksanakannya QS. Al Imran 159.Sikap mempercayakan diri kepada Allah merupakan konsekuensi keyakinan bahwa segala sesuatu akan kembali kepada Allah SWT QS Hud 123.Manusia bertawakal karena Allah Maha Mulia dan Maha Bijaksana. Dengan bertawakal, kita menghapus kekhawatiran terhadap Sang Pencipta QS Asy-Syu’ara 217.Tawakal menjadi sumber kekuatan jiwa dan keteguhan hati dalam menempuh hidup yang penuh Tawakal Secara Bahasa Pengertian Tawakal Menurut Istilah Dalil tentang Perintah Tawakal

12 GUGATAN AKIDAH: BERTAWAKAL KEPADA SELAIN ALLAH Siti Norain Amir Siti Hawa Johari Kamarul Azmi Jasmi Abstrak Kertas kerja ini mengupas mengenai ber Author: Yanti Sugiarto 16 downloads 147 Views 151KB Size
SIKAP tawakal menjadi salah satu penilaian tingkat keimanan seorang muslim. Tak bisa dipungkiri di berbagai situasi, bertawakal mungkin jadi hal yang terasa berat dilakukan. Tawakal harus datang dari dalam hati. Tawakal tidak hanya keluar dari ucapan atau lisan. Untuk mengetahui lebih lanjut arti tawakal dalam ajaran Islam, langsung saja simak ulasannya berikut ini. Pengertian tawakal Dilihat dari asal mula kata, tawakal berasal dari bahasa Arab tawakkul yang berarti berserah atau bersabar. Namun kata tawakal kemudian diserap dalam bahasa Indonesia, sehingga bisa diucapkan, ditulis, dan digunakan seperti saat ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI arti tawakal adalah pasrah diri kepada kehendak Allah SWT; percaya dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Berdasarkan ulasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa arti tawakal adalah suatu sikap terpuji seseorang yang menyandarkan hati kepada Allah SWT. Dalam hal ini, berserah kepada Allah SWT meliputi berbagai upaya dalam meraih kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Seorang muslim yang bertawakal harus bisa menyerahkan sepenuh hati segala perkara yang dihadapinya kepada Allah SWT. Keutamaan tawakal Sebagai salah satu sikap terpuji dalam ajaran Islam, tentu arti tawakal tak bisa dianggap remeh. Tawakal diyakini punya sejumlah keutamaan yang berguna bagi seorang muslim yang menjalankannya. Adapun beberapa keutamaan tawakal menurut pandangan Islam yaitu 1. Memperoleh kecukupan dari Allah Orang yang bertawakal dijamin mendapatkan rasa cukup dari Allah SWT. Hal ini lantaran orang yang bertawakal telah menyerahkan diri kepada Allah. Dia akan meyakini bahwa Allah SWT telah menjamin rezeki untuk umatnya. Keutamaan ini tercantum dalam surah At Talaq ayat 6 yang berbunyi "Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu." 2. Meningkatkan keimanan Seperti yang disinggung sebelumnya, tawakal menjadi salah satu bagian dari keimanan seorang muslim. Hal ini seperti yang tercantum dalam surah Al Maidah ayat 23 yang berbunyi "Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, 'Serbulah mereka melalui pintu gerbang negeri itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman'." 3. Mendapatkan kebaikan dunia akhirat Keutamaan ketiga dari arti tawakal bagi muslim yaitu mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. Hal ini seperti yang difirmankan Allah SWT dalam surah Nahl ayat 41-42 yang artinya berbunyi “Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui, yaitu orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal." Baca juga Ini Hubungan Piagam Jakarta dengan Pembukaan UUD 1945 4. Terhindar dari godaan setan Keutamaan lain dari bertawakal ialah membuat seorang muslim terhindar dari godaan setan. Sebab, Allah SWT tak akan membiarkan setan mendekati manusia yang beriman dan berserah kepada-Nya. Keutamaan ini terdapat dalam surah An Nahl ayat 99 yang artinya berbunyi "Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan." Contoh perilaku tawakal dalam kehidupan sehari-hari Berikut ini beberapa contoh perilaku tawakal yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari • Selalu bersyukur jika mendapatkan nikmat dari Allah swt, dan bersabar apabila mendapatkan musibah. • Selalu berdoa dan menyerahkan diri atas apa yang kita usahakan sebelumnya. • Selalu berprasangka baik terhadap Allah SWT atas kejadian atau apa yang kita terima. • Tidak berkeluh kesah dan gelisah ketika berusaha dan berikhtiar. • Menyerahkan segala sesuatu hal terhadap Allah SWT setelah berusaha keras. • Selalu berusaha dan berikhtiar dengan maksimal, selanjutnya bertawakal kepada Allah SWT. • Tidak mudah berputus asa dalam berusaha. • Menerima semua ketentuan Allah swt dengan rasa ikhlas dan rida. • Ketika meninggalkan rumah, kita bertawakal kepada Allah SWT atas rumah yang kita tinggalkan. • Ketika mendapatkan suatu masalah, kita berserah diri kepada Allah SWT dan berdoa agar segera mendapatkan solusi dari masalah yang kita alami. Demikianlah pengertian hingga contoh dari tawakal. Marilah kita terapkan di kehidupan sehari-hari! OL-14
Dalamhal ini para ulama menjelaskan bahwa termasuk perbuatan syirik besar (syirik yang dapat menyebabkan pelakuknya keluar dari Islam) adalah jika seorang bertawakkal (bersandar dan bergantung hatinya) kepada selain Allah Ta‟ala dalam suatu perkara yang tidak mampu dilakukan kecuali olah Allah Ta‟ala semata. Jakarta - Mengapa manusia harus bertawakal? Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia memang dapat berupaya atas hal-hal yang ingin dicapai, namun hasil akhir tetap pada kuasa Allah Allah SWT memiliki kuasa atas nasib umatnya, bukan berarti manusia menyerah sepenuhnya. Ini dikarenakan, manusia dapat berupaya dengan ini akan menjadi pertimbangan Allah, sesuai dengan firmannya pada surat Ar-Ra'd ayat 11. Berikut bunyinya لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍArab latin Lahụ mu'aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū`an fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wālArtinya Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain TawakalSetelah berikhtiar, manusia dianjurkan untuk bertawakal. Tawakal berasal dari bahasa Arab yakni wakalah atau wikalah yang artinya memperlihatkan ketidakmampuan, bersandar atau pasrah, seperti dikutip dari buku Tawakal Bukan Pasrah yang ditulis oleh H Supriyanto Lc istilah keagamaan, tawakal artinya membebaskan diri dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan atas segala sesuatunya kepada Allah SWT. Tawakal menjadi perbuatan lahir dan batin menyerahkan segala perkara, ikhtiar, dan segala usaha kepada Allah serta berserah diri itu dalam buku Hakekat Tasawuf yang ditulis oleh Abdul Qadir Isa, Ibnu Ujaibah menjabarkan tawakal adalah bertumpu pada Allah dalam segala sesuatu berdasarkan pengetahuan bahwa Dia Maha untuk bertawakal terdapat dalam surat Huud ayat 123 yang berbunyiوَلِلَّهِ غَيْبُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ ٱلْأَمْرُ كُلُّهُۥ فَٱعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَArab latin Wa lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍi wa ilaihi yurja'ul-amru kulluhụ fa'bud-hu wa tawakkal 'alaīh, wa mā rabbuka bigāfilin 'ammā ta'malụnArtinya Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu mengapa manusia harus bertawakal yakni dikarenakan tawakal sebagai wujud iman seorang muslim kepada penciptanya. Dalam Surat At-Taubah ayat 51 dikatakan bahwa orang-orang beriman harus لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَArab latin Qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụnArtinya Katakanlah Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakalKapan Manusia Harus Bertawakal?Sebagai padan antara upaya manusia dan kepasrahannya kepada Allah SWT, kapan manusia harus bertawakal? Masih dari buku Tawakal Bukan Pasrah, Imam Al-Ghazali menempatkan tawakal pada tiga hal, yaitu dalam masalah nasib sebagai manusia, masalah pertolongan, dan masalah rezeki atau kebutuhan dalam hal nasib artinya meyakini sepenuhnya bahwa apapun yang didapatkan, banyak atau sedikit, itu semua adalah ketentuan Allah Yang Maha Bijaksana dan harus kita terima dengan hati itu, tawakal dalam mengharapkan pertolongan berarti memohon bantuan kepada Allah SWT. Sebagai Sang Pencipta, Allah selalu memberikan pertolongan dari hal yang tidak disangka-sangka, oleh karenanya seorang muslim wajib menyandarkan diri dan penuh keyakinan bahwa segala sesuatu merupakan atas pertolongan Allah BertawakalSaat manusia bertawakal, ia akan memperoleh sejumlah manfaat. Dikutip dari buku Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1 oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri, manfaat bertawakal yang pertama adalah dilapangkan rezekinya hingga mendatangkan Umar bin Al-Khaththab, ia berkata"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Jika saja kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan menurunkan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikannya kepada burung yang pergi pagi-pagi sekali dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang,"Selanjutnya, manfaat bertawakal lainnya adalah mendapat jalan masuk ke surga tanpa hisab, sebagaimana diriwayatkan oleh Imran bin Hushain, Rasulullah SAW bersabda"Tujuh puluh ribu dari umatku akan memasuki surga tanpa hisab", para sahabat lalu bertanya, "Siapa mereka, Rasulullah?", beliau menjawab "Mereka adalah orang yang tidak mengobati dengan besi panas, tidak diruqyah, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal," Itulah pemaparan mengenai mengapa manusia harus bertawakal. Semoga bermanfaat dan membantu. Simak Video "Tawakal Seratus Persen" [GambasVideo 20detik] aeb/lus
Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. al-'Alaq/96: 1-5) - yang termasuk di dalamnya adalah penciptaan langit dan bumi - untuk memahami ayat-ayat Allah yang lebih dekat dan lebih kecil - termasuk di dalamnya benda
Pengertian Tawakal, Keutamaan, Manfaat, Hikmah, Doa dan Ayat adalah tahapan ketika seorang hamba telah melalui fase ikhtiar. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Aqidah dan Ruang lingkup Dalam pengertian yang sederhana, tawakal artinya “mewakilkan”, sedangkan secara lebih luas, tawakal artinya menyerahkan segala permasalahan kepada Allah swt. Dengan sepenuh hati dan berpegang teguh kepada-Nya serta tetap berusaha semaksimal mungkin sehingga tidak merasa sedih dan kecewa terhadap apa pun keputusan yang diberikan-Nya. Rasulullah menganjurkan untuk senantiasa bertawakal kepada Allah. Dengan bertawakal kepada Allah setiap perbuatan akan diridai-Nya. Bahkan, Allah akan memberikan rezeki kepada orang yang bertawakal. Perilaku tawakal yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kepada para sahabatnya benar-benar menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan beliau menerapkan perilaku tawakal ini karena ia sendiri melakukan hal sama. Dalam kehidupannya, Rasulullah SAW. Selalu berserah diri kepada Allah, ia tidak pernah gelisah dan resah dalam menghadapi berbagai persoalan. Tawakal Secara Umum Tawakal adalah tahapan ketika seorang hamba telah melalui fase ikhtiar. Sebuah fase yang menuntut untuk berusaha dan bekerja dengan bersungguh-sungguh dan sempurna. Baru setelah itu menyerahkan hasil dan buah amal kerja hanya kepada Allah Azza wa Jalla, Dzat yang menjadi wakil atas segala urusan dan keperluan. Seorang hamba yang memahami makna tawakal akan meyakini bahwa tidak ada yang sia-sia atas segala amal yang telah dilakukan. Meskipun cita-cita dan harapan dari amal kerjanya belum tercapai sempurna. Sebab dalam pemahaman mereka, beramal sebaik-baiknya adalah kewajiban sebagai hamba, sedangkan urusan hasil adalah hak sepenuhnya dari Yang Mahakuasa. Imam al-Ghazali merumuskan definisi tawakkal sebagai berikut, “Tawakkal ialah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tenteram. Menurut Abu Zakaria Ansari, tawakkal ialah “keteguhan hati dalam menyerahkan urusan kepada orang lain”. Sifat yang demikian itu terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang diserahi urusan tadi. Artinya, ia betul-betul mempunyai sifat amanah tepercaya terhadap apa yang diamanatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang yang memberikan amanat tersebut. Tawakkal adalah sikap mental adalah hasil dari keyakinan bulat pada Tuhan, seperti dalam monoteisme ia mengajarkan bahwa percaya hanya Tuhan yang menciptakan segala sesuatu, Maha adalah pengetahuanNya, dia yang mengontrol dan mengatur alam semesta ini. Keyakinan ini yang mendorong dia untuk menyerahkan semua hal ini kepada Tuhan. Hatinya tenang dan tenteram, dan tidak ada kecurigaan, karena Tuhan Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Sementara orang-orang, ada kesalahpahaman dalam melakukan kepercayaan. Ia enggan untuk mencoba dan bekerja, tapi tunggu saja. Orang suka berpikir, tidak perlu belajar, jika Allah menghendaki tentu pintar untuk menjadi pintar. Atau tidak perlu bekerja, jika Tuhan ingin menjadi kaya untuk menjadi kaya, dan sebagainya. Semua yang sama saja dengan seorang pria yang perutnya lapar, meskipun ada berbagai makanan, tetapi ia berpikir bahwa jika Allah ingin menjadi puas, pasti sudah puas. Jika pendapat ini pasti akan menyengsarakan diri kita sendiri. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Zakat Keutamaan Orang yang Tawakal Dapat membuktikan keimanan yang benar Orang yang bertawakal kepada Allah swt merupakan orang yang dapat membuktikan keimanannya, karena salah satu cirri orang beriman adalah bertawakal kepada Allah swt. Memperoleh jaminan rezeki Rasulullah saw bersabda “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, kalian pasti diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, ia pergi pada pagi hari dalam keadaan perut kosong, kemudian pulang pada sore harinya dalam keadaan kenyang.” HR Tirmidzi Memperoleh kecukupan dari apa yang dibutuhkan Orang yang bertawakal kepada Allah akan dicukupkan apa yang menjadi keperluannya dalam hidup. Bila dari sisi jumlah tidak cukup, paling tidak dengan bertawakal itu dia akan merasa cukup dengan apa yang diperolehnya. Allah swt berfirman “….Barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupkan keperluannya….” ath-Thalaaq 3 Tidak dikuasai setan Orang yang bertawakal tidak bisa digoda apalagi dikuasai oleh setan. Sebab, bagaimana mungkin setan dapat menggoda orang-orang yang begitu dekat dan terikat kepada Allah swt sebagaimana dalam firmanNya “Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.” an-Nahl 99 Menghargai usaha yang dilakukan Saat seseorang berusaha lalu tidak mencapai hasil yang diharapkannya kadang dia merasa sia-sia atau percuma saja berusaha bila hasilnya hanya demikian. Sikap ini disebabkan oleh tidak bertawakalnya dia kepada Allah swt. Bila dia bertawakal, maka dia akan menerima apa yang sudah diperolehnya dan mensyukurinya. Namun, lain halnya dengan orang yang bertawakal, bila belum memuaskan seperti yang dia harapkan, maka dia akan berusaha lagi dengan usaha yang lebih maksimal. Dapat dipahami bahwa bila pekerjaan atau usaha dirinya sendiri saja sudah tidak dihargai, bagaimana mungkin dia bisa menghargai pekerjaan orang lain, apalagi bila pekerjaan itu tidak mencapai hasil yang diinginkannya. Dicintai Allah swt Setiap muslim pasti ingin dicintai Allah swt. Salah satu orang yang dicintai Allah adalah orang yang bertawakal kepada Allah swt. Ali Imron 121 – 122 Tawakal dalam Peperangan “Dan ingatlah, ketika engkau Muhammad berangkat pada pagi hari meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuran. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui, ketika dua golongan dari pihak kamu ingin mundur karena takut, padahal Allah adalah penolong mereka. Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.”Ali Imron 121-122 Perang merupakan sesuatu yang sedapat mungkin dihindari oleh manusia, karenanya Rasullullah saw dan para sahabatnya lebih memilih hijrah ke Madinah ketimbang menimpali permusuhan orang-orang kafir di Mekah. Namun, ketika sudah berhijrah ternyata orang-orang kafir itu tetap ingin berperang. Bila sudah demikian, kaum muslimin harus mau berperang, bahkan Allah mewajibkannya. Oleh karena itu, kesiapan berperang harus dilakukan oleh kaum muslimin, baik persiapan yang bersifat fisik, mental, pendanaan, maupun keterampilanan berperang serta dibarengi dengan permohonan kepada Allah swt agar memperoleh kemenangan. Sesudah persiapan yang matang dan doa yang sungguh-sungguh, kaum muslimin maju ke medan perang tanpa ada perasaan takut sedikit pun terhadap musuh. Hasil dari perang ini diserahkan kepada Allah swt. Inilah yang disebut dengan tawakal dalam berperang. Seperti pada firman Allah swt dalam surah Ali Imran 121-122 yang tersebut di atas. Yusuf 67 Tawakal Terhadap Nasib Bertawakal dalam hal nasib atau bagian yang kita dapatkan dalam kehidupan ini adalah meyakini sepenuhnya bahwa apapun yang kita dapatkan, banyak atau sedikit, itu semua adalah ketentuan Allah Yang Maha Bijaksana dan harus kita terima dengan hati yang lega. Misalnya ketika kita ingin menjadi pejabat atau memiliki pekerjaan dengan berpenghasilan besar, kemudian kita berupaya keras dengan memenuhi syarat berupa pendidikan atau lainnya. Setelah ini, baru kita bertawakal dengan percaya sepenuhnya bahwa terkabul atau tidaknya harapan itu semata-mata Allah swt yang menentukan. Dengan demikian batin kita akan terkendali dan tenang. Tidak perlu adanya keluh kesah, tidak perlu adanya sakit hati dan muncul dugaan ketidakadilan atas apa yang diterima, atau bahkan hujatan terhadap ketentuan Allah swt. Tawakal terhadap nasib tergolong ke dalam tawakal menerima ketetapan hukum dan takdir Allah. Allah berfirman Ya’qub berkata, “Hai anak-anakku, janganlah kamu bersama-sama masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain. Meskipun demikian, Aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari pada takdir Allah. Keputusan menetapkan sesuatu hanyalah hak Allah kepada-Nya lah Aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakal, berserah diri.” Yusuf 67 Pelajaran Nabi Ya’qub kepada putra-putra nya adlaah bahwa mereka harus berusaha sepenuh hati dalam mengejar keinginannya. Namun, hal ini juga harus diikuti kesadaran penuh bahwa kendali semuanya itu ditangan Allah swt. Sebagai bukti bahwa kita adalah hamba Allah yang beriman, kita harus pasrah dan menerima apapun keputusan-Nya kepada kita. Kita tidak boleh sakit hati dan merasa kesal meskipun mungkin yang terjadi tidak sesuai yang diinginkan. An-Nahl 41-42 Tawakal Mendatangkan Kesabaran Sabar merupakan salah satu kata yang sering diucapkan namun berat untuk dilaksanakan. Padahal kesabaran sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan kita. Sabar dapat berarti tekun dan ulet dalam mengejar sebuah keinginan, atau kuat dan teguh dalam menghadapi ujian dan cobaan. Islam mengajarkan kepada kita bahwa salah satu cara untuk mendapatkan sifat sabar adalah dengan cara bertawakal kepada Allah swt. Seperti firman Allah “Orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, yaitu orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal.” an-Nahl 41-42 Ayat ini turun pada saat kaum muslimin di Mekah banyak mendapatkan penganiayaan dari kaum kafir Quraisy. Mereka mendapatkan ujian baik lahir maupun batin. Lahir berupa ketahanan fisik menghadapi siksaan, kekurangan pangan atau penganiayaan. Sedangkan batin, berupa kekuatan akidah karena cemoohan, celaan, dan tantangan-tantangan terhadap siapa mereka akan berlindung, dan apakah Allah dapat melindungi mereka. Sedangkan pada saat itu, keimanan mereka masih baru, sehingga mudah goyah. Oleh sebab itu, turunlah ayat untuk berhijrah. Sebuah solusi untuk terhindar dari penganiayaan kaum kafir. Hijrah ini sebagai ikhtiar, usaha menghindarkan diri dari kerusakan, penganiayaan. Selanjutnya, hanya dengan bertawakal kepada Allah swt, memasrahkan diri hanya kepada Allah. Kepasrahan ini menanamkan kesabaran di dalam diri setiap muslim. Sabar bahwa ini semua adalah ujian. Keadaan ketika dianiaya ini adalah cobaan yang sedang dilalui. Allah pasti akan memberikan ganjaran bagi mereka yang tetap teguh menghadapi ujian itu. Mereka akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Akhlakul Karimah Adalah Doa dan Ayat Terhadap Tawakal Asy-syura 10 Tawakal dalam perselisihan “Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya terserah kepada Allah. yang mempunyai sifat-sifat demikian Itulah Allah Tuhanku. kepada-Nya lah aku bertawakkal dan kepada-Nyalah aku kembali.” 61 Tawakal dalam Perdamaian “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, Maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” Tawakal dalam Berdakwah At-Taubah 128-129 “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling dari keimanan, Maka Katakanlah “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy yang agung.” Yunus 71-72 “Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu Dia berkata kepada kaumnya “Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal bersamaku dan peringatanku kepadamu dengan ayat-ayat Allah, Maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu untuk membinasakanku. kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Jika kamu berpaling dari peringatanku, aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku Termasuk golongan orang-orang yang berserah diri kepada-Nya.” QS. ar-Ra’d 30 “Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka Al Quran yang Kami wahyukan kepadamu, Padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Katakanlah “Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat.” Yunus 84-85 Tawakal dalam Mengahadapi Fitnah Berkata Musa “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, Maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.” 85. Lalu mereka berkata “Kepada Allahlah Kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan Kami sasaran fitnah bagi kaum yang’zalim,” Ibrahim 12 Tawakal dalam Menghadapi Gangguan “Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah Padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri.” Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tawakal bukan hanya penting dalam kehidupan sebagai mukmin, tapi juga harus kita lakukan dalam banyak aspek yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Nama Nama Hari Akhir Kiamat Manfaat Tawakal Dalam riwayat Islam, tawakal sudah di junjung tinggi sebagai tanda yang jelas dari seorang yang beriman, takwa dan berserah mutlak pada Allah. Hanya mereka yang menikmati hubungan sejati dengan Allah dapat selalu percaya pada-Nya, dalam kondisi apapun di seluruh kehidupannya. Seseorang yang bertawakal pada Allah kesuksesannya di dunia dan di akhirat terjamin olehNYA, tidak pedulli apapun kesulitannya yang di alami di kehidupannya atau seberapa dahsyatnya kekuatan musuh yang dihadapinya. Imam Ali “Tawakal pada Allah adalah sumber pertolongan dari setiap kejahatan dan perlindungan dari setiap musuh.” [Al-Majlisi, Bihar al-Anwar, vol. 56, hal. 79]. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah Hari Raya Idul Fitri – Umat Islam Hikmah Tawakal Orang yang bertawakal kepada Allah SWT. Akan senantiasa mempertimbangkan dan merencanakan setiap pekerjaannya diserahkan kepada kehendak Allah SWT.. Oleh karena itu, orang yang bertawakal akan memperoleh banyak hikamah, di antaranya Setiap urusan akan terencana dengan baik dan matang Mendapatkan ketenangan hati Bersikap optimis Menyadari keagungan Allah dan keterbatasan usaha manusia Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Pengertian Akhlak – Tujuan, Jenis, Ruang Lingkup, Faktor, Perbedaan Contoh Tawakal Misalnya, seseorang yang meletakkan sepeda di muka rumah, setelah dikunci rapat, barulah ia bertawakkal. Pada zaman Rasulullah saw ada seorang sahabat yang meninggalkan untanya tanpa diikat lebih dahulu. Ketika ditanya, mengapa tidak diikat, ia menjawab, “Saya telah benar-benar bertawakkal kepada Allah”. Nabi saw yang tidak membenarkan jawaban tersebut berkata, “Ikatlah dan setelah itu bolehlah engkau bertawakkal.” Perilaku Tawakal Tawakal bukanlah penyerahan diri kepada Allah secara mutlak, melainkan penyerahan tersebut harus disertai dengan usaha manusiawi. Suatu hari seorang sahabat menemui Rasulullah di masjid tanpa terlebih dahulu menambatkan untanya. Ketika Nabi Muhammad SAW. Menanyakan hal tersebut, dia menjawab, “Aku telah bertawakal kepada Allah.” Kemudian Nabi Muhammad SAW. Meluruskan kekeliruan tersebut dengan bersabda, “Tambatkanlah terlebih dahulu untamu, setelah itu bertawakallah.” Ibnu Hibban. Bertawakal kepada Allah mengharuskan seseorang meyakini bahwa Allahlah yang menentukan kejadian segala sesuatu. Setiap muslim dituntut untuk berusaha dan pada saat yang sama dituntut pula untuk berserah diri kepada Allah SWT., menanti hasilnya sesuai kehendak dan ketetapan-Nya. DAFTAR PUSTAKA Muh. Mu’inudinillah Basri, Lc., Indahnya Tawakal, Indiya Media Kreasi, 2008. Ahmad Yani, Menjadi Pribadi Terpuji, Gema Insani, 2007. Supriyanto,Lc., Tawakal Bukan Pasrah, Qultum Media, 2010. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
Danmemberinya rezki dari arah yang tidada disangkasangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya" (QS ath-Thalaaq:2-3). Artinya: Barangsiapa yang percaya kepada Allah dalam menyerahkan (semua) urusan kepada-Nya maka Dia akan mencukupi (segala) keperluannya [4].

Bertwakkal Kepada Allah] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسيMuhammad bin Abdullah bin Mu’aidzirTerjemah Muzaffar SahiduEditor Eko Haryanto Abu Ziyad2012 - 1433﴿ التوكل على الله ﴾ باللغة الإندونيسية »محمد بن عبد الله بن معيذرترجمة مظفر شهيدمراجعة أبو زياد إيكو هاريانتو2012 - 1433Bertwakkal Kepada AllahSegala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Yang mencukupkan segala perkara orang-orang yang bertaqwaقال الله تعالي ﴿ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ﴾ الطلاق 3"Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan nya"QS. Al-Thalaq 3Dia telah memeritnahkan kekasihNya dan manusia pilihanNya serta seluruh orang yang beriman untuk bertawakkal kepadaNyaقال الله تعالي ﴿ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ ﴾ آل عمران 159" Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya." QS. Ali Imron 159Kami memuji Allah dan memohon pertolongan kepadaNya… dan kami belindung denganNya dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan kami. Barangsiapa yang telah diberikan petunjuk oleh Allah maka tiada sorangpun yang mampu memberikannya petunjuk dan barangsiapa yang disesatkannya maka tiada seorangpun yang menjadi penolong dan penunjuk jalan baginya. Amma Ba’duAllah telah menjamin dan berjanji kepada orang yang bertawakal kepadaNya untuk diberikan kecukupan. Makhluk ini adalah ciptaanNya dan semua urusan ada di tanganNyaقال الله تعالي ﴿ إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ﴾يس 82"Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya "Jadilah!" maka terjadilah ia." QS. Yasin 82.Tawakkal adalah menyerahakn segala urusan kepada Zat yang memiliki segala keputusan bagi semua urusan, yaitu Allah Ta’ala. Hal disebabkan kelemahan seorang hamba untuk mengatur diri mereka sendiri. Tidak ada nafas yang keluar atau masuk kecuali dengan izin Allah. Dan yang kedua adalah karena kesempurnaan ilmu dan kekuasaan itu tidak bertentangan dengan kewjaiban untuk berusaha, bahkan seorang hamba diharuskan unuk berusaha sebagai sebab dengan syarat agar seorang hamba tidak boleh menggantungkan hati Badui datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan beliau berkata kepadanya Dari manakah engkau datang?. “Dari Syam”, jawab orang badui tersebut. “ Apakah dengan berjalan kaki atau dengan berkendaraan?. Tanya beliau kembali. “Berkendaraan”. Jawabnya. “Lalu di manakah kendaraanmu?. Tanya beliau kembali. “Aku meninggalkannya di balik gunung”. Jawabnya. Beliau bertanya kembali Apakah engkau telah mengikatnya?”. “Tidak aku meninggalkannya lalu bertawakkal kepada Allah”. Jawabnya. “Ikatlah dia lalu bertwakkal kepada Allah”. Perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maksudnya adalah agar seseorang berusaha mengerjakan sebab-sebab kesuksesan dan stelahnya baru berserah diri kepada Allah Ta’ macam-macam takwakkal adalah Pertama bertawakkal kepada Allah dalam masalah rizki dan ajal. Seorang muslim berkeyakinan bahwa rizki dan ajal telah ditetapkan oleh Allah pada saat dirinya masih berada di dalam perut ibunya. Berdasarkan hadits riwayat Muslim Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaanya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemuadian dia menjadi segumpal darah dalam masa yang sama seperti itu, kemudian dia berubah menjadi segumpal daging dalam masa yang sama seperti itu, kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat lalu dia diperintahkan untuk menulis empat perkara. Dan dikatakan kepadanya tulislah amal, rizki, ajal dan nasibnya apakah dia sengsara atau bahagia, kemudian barulah ditiupkan ruh kepadanya…”.[1]Seorang muslim berkeyakinan bahwa ajalnya tidak akan pernah berkurang walau satu saatpun, dan tidak pula berkurang dari rizkinya walau seukuran atom. Berdasarkan sebuah riwayat dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam Wahai sekalian manusia, takutlah kepada Allah dan memohonlah dengan cara yang baik. Sesungguhnya satu jiwa tidak akan mati sehingga dia mengambil rizkinya secara sempurna walau datangnya terlambat dari harapannya. Bertqwalah kepada Allah dan memohonlah dengan cara yang baik. Ambillah apa-apa yang dihalalkan dan tinggalkanlah apa-apa yang diharamkannya”.[2]Jenis-jenis tawakkal adalah bertawakkal kepada Allah saat datangnya musibah. Di dalam hadits qudsi disebutkan bahwa Allah Ta’ala berfirman Wahai malaikat maut engkau engkau telah mencbut nyawa anak seorang hambaKu?. Engkau telah mencabut nyawa penyejuk pandangannya dan buah hatinya?. Malaikat maut menjawab Benar”. Allah bertanya Apa yang dikatakannya?. Malaikat maut menjawab Dia memuji Allah dan istrija’[3]Allah Ta’ala berfirman Buatkanlah baginya sebuah rumah di dalam surga dan sebutlah namanya dengan rumah pujian”.[4]Auf bin malik datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berkata Sesungguhnya anaku telah ditawan oleh sekolompok kaum. Maka Raslullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda Perbanyaklah mengucapkanلا حول ولا قوة إلا باللهmaka diapun mengerjakannya. Lalu musuh terlalai dengan anak yang menjadi tawanan tersebut maka diapun terlepas, dan dia mendapatkan seekor kambing lalu dibawanya kambing tersebut lari bersama dirinya. Allah Ta’ala berfirmanقال الله تعالي ﴿وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ﴾ الطلاق 2-3 "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya". QS. Al-Thalaq 2-3.Makasudan sepantasnya bagi seorang hamba untuk memohon tawakkal kepada Allah Ta’ala berdasarkan haditsاللهم إني أسألك صدق التوكل عليك اللهم اجعلني ممن توكل عليك فكفيته“Ya Allah anugrahkanlah kepada kami rasa tawakkal yang sebenarnya, Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertawakkal kepadaMu lalu Engkau mencukupkan Aku”.Dan seorang hamba harus yakin bahwa tetapnya suatu keadaan dalam satu kondisi yang permanent adalah mustahil. Dan di antara kedipan dan pejaman mata Allah menjadikan banyak perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan yang telah berjalan di atas garis yang telah ditetapkan baginyaBarangsiapa yang ditetapkan baginya suatu keadaan, maka dia menjalaninyaBarangsiapa yang tempat kematiannya telah tercatat disebuah negeriMaka dia pasti tidak akan menemukan kematiannya di negeri yang lainOrang yang tidak bertwakkal kepada Allah akan sengsara oleh hati dan angan-angan yang bercerai berai, hidup tertekan karena takut dengan masa depan yang suram, bersedih atas masa lalu, tidak rela dengan keadaan dirinya, dada menyempit dan penyakit menghantui. Maha Benar Allah dengan firmanNyaقال الله تعالي ﴿ وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ ﴾ الزخرف 37 "Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah Al Qur'an Kami adakan baginya setan yang menyesatkan maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. 37 Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk". QS. Al-Zukhruf 37.Wahai Tuhanku semua perkara di tanganMuSemua urusanku telah ku serahkan kepadaMuSaat diriku tenggelam dalam Lumpur kesulitanTerombang-ambing terbentur batu-batu raksasaAdakah asa selain diriMu, saat keresahan menyelimutiMenghempaskan bahtera kehidupan yang ku laluiHanya ini yang dapat aku sampaikan, aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung untuk diriku dan kalian semua. Mohonlah ampunanNya…..Khutbah KeduaSegala puji bagi Allah yang telah mengatur segala urusan hambaNya dengan sempurna dan baik, memudhakan bagi mereka semua fasilitas dan kebutuhan hidup. Maka barangsiapa yang yakin bahwa Dia adalah tuhan yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan berserah diri kepadaNya maka Allah akan mencukupkannyaقال الله تعالي ﴿ وَكَفَى بِاللّهِ وَكِيلاً ﴾ النساء 81 "Cukuplah Allah menjadi Pelindun" QS. Al-Nisa’ 81Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, yang telah menjanjikan orang-orang yang berserah dirik kepadaNya untuk diberikan kecukupan yang sempurna, sehingga mereka tidak membutuhkan orang lain selian Allah. Ya Allah jadikanlah kebutuhan kami hanya tertuju kepadaMu, bukan kepada selian diriMu, Ya Allah tuhan semesta aku bersaksi bahwa penghulu dan kekasih kami, Muhamad adalah hamba dan RasulMu…yang telah bersabda dan jujur dalam tutur katanya"Seandinya kalin bertwakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Dia memberikan kalian rizki sebagaimana Dia telah memberikan rizki kepada burung yang pada waktu paginya pergi dalam keadaan lapar lalu kembali pulang dalam keadaan kenyang”. HR. Ibnu Majah dalam kitab Allah curahkanlah shalawat dan salamMu serta keberkahan kepada Muhammad dan para shahabatnya sehingga hari kiamat…Amma Ba’duSesungguhnya jika seluruh masyarakat berupaya mengambil langkah-langkah kesuksesan lalu bertwakkal kepada Allah, bukan kepada selain Allah, dan mereka menunaikan segala perintahNya, menjauhi laranganNya, berharap kepadaNya agar ditolong dalam menghadapi segala beban dan tantangan hidup, serta melaksanakan kewajaiban yang semestinya mereka lakukan, mengerahkan segala upaya dan semangat, maka Allah pasti akan mempermudah bagi mereka segala urusan yang sulit, menundukkan segala tantangan, jangan sampai mereka berkata Kami telah berserah diri kepada Allah dan kita enak-enak duduk di rumah, sebab Allah Ta’ala mengingatkan kita di dalam firamanNyaقال الله تعالي ﴿ وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى ﴾ النجم 39 “…dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. QS. Al-Najm 39.Wahai sekalian hamba Allah ada tiga kalimat yang menjadi semangat bagi tawakkal dan meminta pertolongan Allah. Barangsiapa yang mengatakannya dengan lisannya, mersapi makna yang terkandung di dalamnya maka sungguh dia telah merealisasikan wujud tawakkal dan kehiudpannya menjadi mantap, yaituقال الله تعالي ﴿ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴾ الفاتحة 5 "Hanya kepada Engkaulah kami menyembahdan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan". 5.قال الله تعالي ﴿ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُلْ حَسْبِيَ اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ﴾ التوبة 129"Jika mereka berpaling dari keimanan maka katakanlah Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung". QS. Al-Taubah 129.لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيمTiada daya dan uapaya kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha ini termasuk salah satu perbendaharaan surga, yang menyampaikan seorang hamba kepada segala kebaikan. Pada saat seorang hamba telah menyakini bahwatiada daya bagi seseorang dan tiada kekuatan baginya kecuali dengan izin Allah maka sungguh dia telah melalui jalan yang benar dan diberikan taufik kepada kebenaran yang satu sisi, jika seorang hamba berpegang teguh kepada tuhannya di dalam segala urusannya, dalam upaya mendatangkan seagala kemaslahatan yang berhubungan dengan urusan agama dan dunianya, maka sungguh dia telah mewujudkan tujuannya untuk mencegah segala kemudharatan dan bahaya. Sebab Allah Ta’ala adalah Zat yang telah menciptakan kita, dan memberikan rizki bagi kita. Dialah yang memberikan kita makan, memberikan kita minum, memberikan kecukupan dan melindungi kepada Allah adalah tuntutan agama dan keimanan kita yang tak terpisahkan di dalam segala aspek kehidupan kita. Bagaimanapun berlimpahnya harta maka dia pasti akan habis, bagiamanapun panjangnya umur seseorang maka dia pasti berjalan menuju ketuaan, sebuah kekuatan yang besar pasti berjalan menuju kelemahan dan dengan bertwakal kepada Allah akan terwujud segala bentuk kebiakan dan الله تعالي ﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاء إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ﴾ الفاطر 15Hai manusia kamulah yang berkehendak kepada Allah dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu lagi Maha Terpuji. QS. Fatir kita pasti membutuhkan pemeliharaan TuhanNya, sangat menginginkan pertolongan dan nikmatNya di dalam segala perkara hidup. Allah Ta’ala menegaskan di dalam firmanNyaقال الله تعالي ﴿ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ ﴾ البروج 16"Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya" QS. Al-Buruj tidak perkara apapun yang sulit bagi Allah Ta’ Ta’ala berfirmanقال الله تعالي ﴿ بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْراً فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ﴾ البقرة 117 “…dan bila Dia berkehendak untuk menciptakan sesuatu, maka cukuplah Dia hanya mengatakan kepadanya "Jadilah". Lalu jadilah ia. QS. Al-Baqarah perkara yang ditentukannya terjadi dengan kata “كُن”Dan sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mengetahui segala kemaslahatan yang tidak kita ketahui, Dia Maha Kuasa mengukur apa yang tidak mampu kita ukur, Dia Maha berkehendak apa yang tidak bisa kita wujudkan dengan kehendak kita, Dia Maha Kuat terhadap perkara yang tidak mampu kita wujudkan, dan Dialah yang menjaga hamba dari segala tidak ada hal yang perlu bagi makhluk ini kecuali memutuskan harapannya terhadap manusia dan hanya berserah diri kepada Allah serta memohon kepada Allah segala kebutuhanNyaقال الله تعالي ﴿ مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاقٍ ﴾ النحل 96Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. QS. Al-Nahl hamba yang selalu bertawakal kepada Allah, akan mendapat penjagaan yang sempurna dariNya, dimudahkan segala urusanNya. Alangkah indahnya sebuah kehidupan dengan segala apa yang telah ditaqdirkan. Hendaklah kita menjadi pribadi yang selalu berserah diri kepada Allahقال الله تعالي ﴿ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ﴾ الطلاق 3 "Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". QS. Al-Thalaq 3.Semoga Allah memberikan keberkahan bagiku dan kalian semua dengan Al-Qur’an yang agung ini, dan semoga Dia berkenan memberikan manfaat bagi diriku dan kalian semua dengan ayat-ayat yang jelas yang terdapat di dalamnya. Ya Allah curahkanlah kasih sayangMu kepada kami semua, sesungguhnya Engkaulah Tuhan yang Maha Penyayang. Janganlah timpakan siksaMu kepada kami sesungguhnya Dirimu Maha Kuasa dengannya, jadikanlah kami orang-orang yang berserah diri kepadaMu, yang berlindung dengan Zat-Mu, yang berpegang teguh dengan syari’atMu, yang berpegang dengan kekuatan dan kekuasaanMu.[1] Al-Bukhari, kitab bud’ul khlaq.[2] HR. Ibnu Majah, kitabut tijarat.[3] إنا لله وإنا إليه راجعون Mengucapkan [4] Musnad. Musnad Al kufiyyin. Al-Turmudzi dan redaksi hadits dari Imam Ahmad.

Berikutini adalah daftar sifat orang-orang yang dicintai-Nya tersebut. Orang-orang yang di cintai oleh Allah diantaranya : a)Muhsinin (orang-orang yang berbuat kebaikan) Empat kali Allah secara lugas menyatakan cinta-Nya kepada orang-orang dalam golongan Muhsinin [2:195, 3:134, 3:148, 5:13, 5:93].

BERTAWAKAL KEPADA ALLAHOleh Dr. Fadhl IlahiTermasuk di antara sebab diturunkannya rizki adalah bertawakkal kepada Allah Yang Mahaesa dan Yang kepada-Nya tempat bergantung. Insya Allah kita akan membicarakan hal ini melalui tiga hal Dimaksud Bertawakkal Kepada Syar’i Bahwa Bertawakkal Kepada Allah Termasuk Diantara Kunci-Kunci Tawakkal Itu Berarti Meninggalkan Usaha ?APA YANG DIMAKSUD BERTAWAKAL KEPADA ALLAH Para ulama -semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik balasan- telah menjelaskan makna tawakkal. Diantaranya adalah Imam Al-Ghazali, beliau berkata “Tawakkal adalah penyandaran hati hanya kepada wakil yang ditawakkali semata”[1]Al-Allamah Al-Manawi berkata ”Tawakkal adalah menampakkan kelemahan serta penyandaran diri kepada yang ditawakkali”[2]Menjelaskan makna tawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, Al-Mulla Ali Al-Qari berkata “Hendaknya kalian ketahui secara yakin bahwa tidak ada yang berbuat dalam alam wujud ini kecuali Allah, dan bahwa setiap yang ada, baik mahluk maupun rizki, pemberian atau pelarangan, bahaya atau manfaat, kemiskinan atau kekayaan, sakit atau sehat, hidup atau mati dan segala hal yang disebut sebagai sesuatu yang maujud ada, semuanya itu adalah dari Allah”[3]DALIL SYAR’I BAHWA BERTAWAKAL KEPADA ALLAH TERMASUK KUNCI RIZKI Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Mubarak, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Qudha’i dan Al-Baghawi meriwayatkan dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَ كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا“Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang“[4].Dalam hadits yang mulia ini, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang berbicara dengan wahyu menjelaskan, orang yang bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya dia akan diberi rizki. Betapa tidak demikian, karena dia telah bertawakkal kepada Dzat Yang Mahahidup, Yang tidak pernah mati. Karena itu, barangsiapa bertawakkal kepadaNya, niscaya Allah akan mencukupinya. Allah مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا“Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki0Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu“[Ath-Thalaq /65 3]Menafsirkan ayat tersebut, Ar-Rabi’ bin Khutsaim mengatakan “Mencukupkan dari setiap yang membuat sempit manusia”[5]APAKAH TAWAKAL ITU BERARTI MENINGGALKAN USAHA? Sebagian orang mungkin ada yang berkata ”Jika orang yang bertawakkal kepada Allah itu akan diberi rizki, maka kenapa kita harus lelah, berusaha dan mencari penghidupan. Bukankah kita cukup duduk-duduk dan bermalas-malasan, lalu rizki kita datang dari langit ?”Perkataan itu sungguh menunjukkan kebodohan orang yang mengucapkannya tentang hakikat tawakkal. Nabi kita yang mulia telah menyerupakan orang yang bertawakkal dan diberi rizki itu dengan burung yang pergi di pagi hari untuk mencari rizki dan pulang pada sore hari, padahal burung itu tidak memiliki sandaran apapun, baik perdagangan, pertanian, pabrik atau pekerjaan tertentu. Ia keluar berbekal tawakkal kepada Allah Yang Mahaesa dan Yang kepadanya tempat bergantung. Dan sungguh para ulama -semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik kebaikan- telah memperingatkan masalah ini. Di antaranya adalah Imam Ahmad, beliau berkata “Dalam hadits tersebut tidak ada isyarat yang membolehkan meninggalkan usaha, sebaliknya justru di dalamnya ada isyarat yang menunjukkan perlunya mencari rizki. Jadi maksud hadits tersebut, bahwa seandainya mereka bertawakkal kepada Allah dalam bepergian, kedatangan dan usaha mereka, dan mereka mengetahui bahwa kebaikan rizki itu di TanganNya, tentu mereka tidak akan pulang kecuali dalam keadaan mendapatkan harta dengan selamat, sebagaimana burung-burung tersebut”[6]Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang laki-laki yang hanya duduk di rumah atau di masjid seraya berkata, Aku tidak mau bekerja sedikitpun, sampai rizkiku datang sendiri’. Maka beliau berkata, Ia adalah laki-laki yang tidak mengenal ilmu. Sungguh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah اللَّهَ جِعَلَ رِزْقِيْ تَحتَ ظِلِّ زُمْحِيْ“Sesungguhnya Allah telah menjadikan rizkiku melalui tombakku”Dan beliau أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَ كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا“Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya Allah meberimu rizki sebagaimana yang diberikanNya kepada burung-burung, berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang“.Dalam hadits tersebut dikatakan, burung-burung itu berangkat pagi-pagi dan pulang sore hari dalam rangka mencari Imam Ahmad berkata, Para sahabat juga berdagang dan bekerja dengan pohon kurmanya. Dan mereka itulah teladan kita.[7]Syaikh Abu Hamid berkata ”Barangkali ada yang mengira bahwa makna tawakkal adalah meninggalkan pekerjaan secara fisik, meninggalkan perencanaan dengan akal serta menjatuhkaan diri di atas tanah seperti sobekan kain yang dilemparkan, atau seperti daging di atas landasan tempat memotong daging. Ini adalah sangkaan orang-orang bodoh. Semua itu adalah haram menurut hukum syari’at. Sedangkan sya’riat memuji orang yang bertawakkal. Lalu, bagaimana mungkin suatu derajat ketinggian dalam agama dapat diperoleh dengan hal-hal yang dilarang oleh agama pula.?Hakikat yang sesungguhnya dalam hal ini dapat kita katakan, Sesungguhnya pengaruh bertawakkal itu tampak dalam gerak dan usaha hamba ketika bekerja untuk mencapai tujuan-tujuannya”.Imam Abul Qasim Al-Qusyairi ”Ketahuilah sesungguhnya tawakkal itu letaknya di dalam hati. Adapun gerak secara lahiriah maka hati itu tidak bertentangan dengan tawakkal yang ada di dalam hati setelah seorang hamba meyakini bahwa rizki itu datangnya dari Allah. Jika terdapat kesulitan, maka hal itu adalah karena takdirNya, dan terdapat kemudahan maka hal itu karena kemudahan dariNya”[8]Diantara yang menunjukkan bahwa tawakkal kepada Allah tidaklah berarti meninggalkan usaha adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hibban dan Imam Al-Hakim dari Ja’far bin Amr bin Umayah dari ayahnya Radhiyallahu anhu, ia berkata قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرْسِلُ نَاقَتِيْ وَأََتَوَ كُّلُ قَالَ اِغْقِلهَا وَتَوَ كَّلْ“Seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, Aku lepaskan untaku dan lalu aku bertawakkal ?’ Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ikatlah kemudian bertawakkallah“[9]Dan dalam riwayat Imam Al-Qudha’i عَمْرُو بْنِ أُمَيَّةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قُلْتُ يَا رَسُوْلَّ اللَّةِ ! أُقَيّدُ رَاحِلَتِيْ وَأَتَوَكَّلُ عَلَى اللَّهِ، أَوْأُرْسِلُهَا وَأَتَوَكَّلُ؟ قَالَ قَيِّدْهَا وَتَوَكَّلْ“Amr bin Umayah Radhiyallahu anhu berkata, Aku bertanya, Wahai Rasulullah !!, Apakah aku ikat dhulu unta tunggangan-ku lalu aku bertawakkal kepada Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal ? Beliau menjawab, Ikatlah kendaraan unta-mu lalu bertawakkallah“[10]Kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa tawakkal tidaklah berarti meninggalkan usaha. Dan sungguh setiap muslim wajib berpayah-payah, bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Allah, dan bahwa rizki itu hanyalah dari Dia semata.[Disalin dari kitab Mafatih ar-Rizq fi Dhau’ al-Kitab was-Sunnah, Penulis DR Fadhl Ilahi, Edisi Indonesia Kunci-Kunci Rizki Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc. Penerbit Darul Haq- Jakarta] _______ Footnote [1] Ihya’ Ulumid Din, 4/259 [2] Faidhul Qadir, 5/311 [3] Murqatul Mafatih, 9/156 [4] Al-Musnad, no. 205, 1/243 no. 370, 1/313 no. 373, 1/304; Jami’ut Tirmidzi, Kitabuz Zuhud, Bab Fit Tawakkal Alallah, no. 2344, no 2447, 7/7 dan lafazh ini adalah miliknya ; Sunan Ibni Majah, Abwabuz Zuhd, At-Tawakkul wal Yaqin, no 4216, 2/419; Kitabuz Zuhd oleh Ibnu Al-Mubarak, juz IV, Bab At-Tawakkul wat Tawaddhu’ no. 559, hal 196-197 ; Al-Ihsan fi Taqribi Shahih Ibni Hibban, Kitabur Raqa’iq, Bab Al-Wara’ wat Tawakkul, Dzikrul Akhbar amma Yajibu alal Mar’i min Qath’il Qulubi anil Khala’iqi bi Jami’il Ala’iqi fi Ahwalihi wa Asbabihi no. 730, 2/509 ; Al-Mustadzrak ala Ash-Shahihain, Kitabur Riqaq, 4/318 ; Musnad Asy-Syihab, Lau Annakum Tatawakkaluna ala’ Allah Haqqa Tawakkulihi no. 1444, 2/319 ; Syarhus Sunnah oleh Al-Baghawi, Kitabur Riqaa, Bab At-Tawakkul ala Allah Aza wa Jalla no. 4108, 14/301. Imam At-Tirmidzi berkata, Ini adalah hadits shahih, kami tidak mengatahuinya kecuali dari sisi ini Jami’ut Tirmidzi, 7/8. Imam Al-Hakim berkata, Ini adalah hadits dengan sanad shahih, tetapi tidak dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim Al-Mustadrak ala Ash-Shahihain, 4/318. Imam Al-Baghawi berkata, Ini adalah hadist hasan. Syarhus Sunnah, 14/301. Dan sanadnya dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Muhammad Syakir. Lihat, Hamisyul Musnad, 1/234. Serta Syaikh Al-Albani menshahihkannya, Lihat, Silsilatul Ahadits Ash-Shahihah no. 310, jilid 1, juz III/12 [5] Syarhus Sunnah, 14/298 [6] Dinukil dari Tuhfatul Ahwadzi, 7/8 [7] Dinukil dari Fathul Bari, 11/305-306 [8] Dinukil dari Murqatul Mafatih, 5/157 [9] Al-Ihsan fi Taqribi Shahih Ibni Hibban, Kitabur Raqa’iq, Bab Al-Warra’ wat Tawakkul, Dzikrul Akhbar bin Annal Mar’a Yajibu Alaihi Ma’a Tawakkulil Qalbi Al-Ihtiraz bil A’dha Dhidda Qauli Man Karihahu, no. 731, 2/510, dan lafazh ini miliknya ; Al-Mustadrak Alash Shahihain, Kitab Ma’rifatish Shahabah, Dzikru Amr bin Umayah Radhiyallahu anhu, 3/623. Al-Hafizh Adz-Dzahabi berkata, Sanad hadist ini jayyid’. At-Talkhis, 3/623. Al-hafizh Al-Haitsami juga menyatakan hal senada dalam Majmau’z Zawa’id wa Manba’ul Fawa’id, 10/303. Beliau berkata, Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari banyak jalan. Dan para pembawa haditsnya adalah pembawa hadits Shahih Muslim selain Ya’kub bin Abdullah bin Amr bin Umayah [10] Musnad asy-Syihab, Qayyid ha wa Tawakkal, edisi 633, 1/368 .
  • bujqg34qze.pages.dev/146
  • bujqg34qze.pages.dev/158
  • bujqg34qze.pages.dev/35
  • bujqg34qze.pages.dev/151
  • bujqg34qze.pages.dev/315
  • bujqg34qze.pages.dev/38
  • bujqg34qze.pages.dev/180
  • bujqg34qze.pages.dev/287
  • bujqg34qze.pages.dev/289
  • manusia yang bertawakal kepada selain allah termasuk manusia yang